Wacana Keilmuan dan Keislaman

Wednesday, February 8, 2017

ibu
Ilustration


Sejak lahir, Bill Potter menderita kelumpuhan otak sehingga divonis seumur hidupnya ia tidak akan mampu bekerja. Pada saat sang ibu melahirkannya, dokter melakukan kesalahan dalam menggunakan alat vacuum, sehingga merusak sebagian syaraf otak sang bayi. Akibatnya kelak, cara berjalan anak tersebut menjadi terseok-seok (pincang) dengan tangan kanan terkulai tanpa daya. Begitu pula dengan bicaranya yang gagap dan tidak jelas.
Dengan keadaan fisik seperti itu, ada banyak hal yang Bill Potter tidak bisa melakukannya sendiri dan butuh bantuan ibunya. Misalnya, untuk memakai dasi, ibunyalah yang selalu membantu memakaikannya. Ibunyalah yang memasangkan kancing bajunya. Dan ibunya jugalah yang menyisiri rambutnya. Tak heran, hubungan sang ibu dengan anaknya begitu dekat dan sangat baik. Saat Mrs. Porter, ibunya, mendadani dan menyisir rambut Potter itulah, ia selalu berkata kepada anaknya: “Pasti orang-orang butuh waktu untuk mengenalmu.”

Singkat cerita, setelah Bill Potter banyak mengalami penolakan yang nyaris mematahkan harapannya, akhirnya ia berhasi menjadi seorang salesman di Portland yang menjual berbagai jenis sabun secara door-to-door. Meski sejak saat itu, setiap hari dia harus berjalan kaki tertatih-tatih menempuh jarak 20 kilometer perhari,tanpa pernah sedikitpun mengeluh. Dan karena bagian tubuhnya yang sebelah kiri tidak berfungsi sebagaimana orang normal, sebenarnya Bill Potter sangat sulit berjalan tegak dan berbicara dengan jelas.
Di hari pertama Bill Potter bekerja, Mrs. Porter menuliskan dua kata mujarab pada roti makan siang anaknya: ”patient and persistence.” (Sabar dan gigih)! Di hari pertama ia menjalankan tugas, sang mama mengantarnya dengan mobil sampai di sudut jalan. Rumah pertama yang akan dimasukinya, langsung ditinggalkan Bill Potter karena seekor anjing besar menunggunya di sana. Lalu rumah kedua, dibuka oleh pria setengah mabuk. Pria itu membanting pintu, begitu Potter mulai memperkenalkan dirinya. Dari dalam rumah terdengar seorang wanita bertanya “Siapa itu?” Lalu seorang pria yang dari dalam rumah tersebut menjawab: “Seperti pengemis.” Di rumah ketiga, Bill Potter belum sempat bicara. Begitu sampai pintu, si penghuni rumah tengah memulai pertengkaran dengan tetangganya akibat atap rumah yang rusak terkena pohon yang ambruk.
Tanpa mengenal putus asa, Bill Potter terus berjalan terhuyung-huyung memasuki rumah yang lain. Kali ini ia disambut oleh seorang wanita yang sedang meneriaki kedua anaknya. Salah satu anak itu langsung kabu, begitu melihat penampilan Bill Potter. Di rumah berikutnya ia masuk dan menjelaskan produk Watkins yang dijualnya. Sebenarnya, nyonya rumah menolak membeli namun dia mengatakan, “Saya menghargai usahamu.” Lalu dengan serta-merta ia menyodorkan sejumlah uang. Melihat sikap itu, seketika Bill Potter bangkit dari duduknya dan berkata, “Saya tidak membutuhkan belas kasihan. Tetapi Anda perlu pembersih untuk sofa Anda yang jorok!”
Akhirnya, si Nyonya yang bernama Ny. Sullivan itulah yang menjadi pembeli pertamanya. Dia membayar hampir 50 dolar untuk dua pemutih dan sabun. Bill Potter senang sekali. “Hari ini aku dapat komisi $ 4,25”, katanya sambil bersorak ketika ibunya menjemputnya sore itu. Sesampai di rumah, Ny. Potter bilang pada Bill, “Kamu memang seorang penjual. Ayahmu juga penjual yang berhasil. Dia berprofesi penjual selama 38 tahun, makanya Mama yakin kamu akan berhasil.”
Hari demi hari Bill terus konsisten menjalankan profesinya. Bahkan ketika syaraf tulang punggungnya bermasalah akibat terus menerus menjinjing tas berat, ia terus berjualan. Memang dokter menyuruhnya berhenti, tapi Bill menolak untuk menyerah.

Pada tahun 1989, Bill Potter berhasil meraih penghargaan sebagai penjual terbanyak dari perusahaan Watkins. Ia berhasil menjual produk Watkins sebanyak US $ 42.460 dalam setahun. Prestasinya ini, melampaui orang-orang muda yang yang berpenampilan normal. Di acara Watkins Annual Gathering, ia mempersembahkan penghargaan itu untuk kedua orangtuanya, “Saya senang menjadi penjual. Ayah saya dulunya juga seorang penjual; dan ibu saya mengajari kesabaran dan kegigihan. Dia takkan membiarkan saya menyerah.”
  • Diambil dari buku “Unstoppable” karya Cynthia Kersey.
  • Ditulis kembali oleh Astin Soekanto
2:23 PM   Posted by My Science in with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Search