Eula Hall, seorang perempuan desa yang lahir pada tahun 1927 di
Pike Country, Kentucky. Sebuah wilayah, dimana anak-anak meninggal karena
kekurangan gizi dan orang-orang dewasa meninggal karena sakit yang tidak segera
mendapat penanganan. Kematian-kematian ini terjadi karena penduduk di wilayah
itu tidak punya tenaga medis (dokter) dan rumah sakit satupun. Bahkan, mereka
tidak mempunyai dana medis sepeserpun. Eula sendiri telah melahirkan 5 anak,
namun sedikitpun ia tak pernah mendapatkan perawatan pasca melahirkan dan semua
bayinya dilahirkan di rumah.
Pada usia 18 tahun, Eula Hall bertekad keras untuk mendirikan
klinik medis di desanya. Sedangkan, ia tak punya lisensi medis, tak pernah ikut
pelatihan formal dalam politik atau hukum, tak pernah ikut kelas ilmu
pengetahuan dan bahkan tidak menyelesaikan pendidikannya di kelas 8. Akan
tetapi, gadis desa yang kotor dan miskin ini punya pekerjaan yang sangat
dicintainya, yaitu meringankan penderitaan sesama di desanya, di pegunungan
Appalachia, Kentucky.
Pekerjaannya itu, memberinya penghasilan sebesar $50 per-minggu.
Sehingga untuk mendirikan klinik medis, Eula Hall menyisihkan penghasilannya
sedikit demi sedikit untuk ditabung. Dan setelah berlangsung selama 7 tahun,
akhirnya ia berhasil menyewa sebuah pondok kecil seharga $40 di sebuah jalan
yang terpencil. Ia juga berusaha keras untuk mengumpulkan sumbangan dari
berbagai pihak.
Apa yang dilakukannya itu, masih lebih mudah jika dibandingkan
saat ia harus merekrut dokter yang bersedia bekerja di kliniknya. Bagi para
dokter muda, pegunungan Appalachia bukanlah lokasi impian untuk meniti karir
dan memperoleh penghasilan besar. Akhirnya, Eula merekrut staf medis dari
sekumpulan dokter asing yang ingin mendapatkan green card. Tapi rupanya, para
dokter yang semula tertarikpun, akhirnya banyak mundur karena mendapati
kenyataan tak ada perumahan yang layak untuk mereka.
Meskipun melewati perjuangan yang berat, akhirnya klinik medis
Eula Hall resmi dibuka. Dari hari pertama buka, mereka sudah kewalahan melayani
pasien-pasien yang miskin. Mereka menderita sakit dari mulai jari yang hancur
sampai paru-paru yang bocor. Banyak diantara mereka yang sebelumnya belum
pernah bertemu dokter. Dan kebanyakan dari mereka, tidak mampu membayar biaya
medis sebesar $5.
Klinik medis itu terus melayani pasien-pasien yang miskin,
sampai suatu malam klinik itu mengalami kebakaran. Impian, pengorbanan dan
hasil kerja keras Eula Hall selama ini, hancur dalam hitungan menit. Ia berdiri
di depan reruntuhan yang masih menyala, sambil memikirkan nasib 15.000 warga
yang menjadi tanggung-jawabnya. Ia terpuruk memikirkan persediaan obat dan
peralatan medis yang menjadi abu. Untuk pertama kalinya, dalam sejarah
hidupnya, ia menangis. Dengan terseok-seok ia mengumpulkan keberaniannya dan
dengan suara serak dia berkata, “Bangunan ini memang sudah hancur, namun kita
masih ada di sini!”
Malam itu, Eula Hall bertekad untuk tetap bekerja dan mencari
cara untuk membangun kembali kliniknya. Keesokan harinya, klinik itu tetap
menerima pasien di ruangan terbuka dengan sebuah telpon yang tergantung di
pohon. Para pasien antri berbaris dan para staf mengobati pasien. Bersamaan
dengan itu, Eula juga mengumpulkan dana dengan berbagai cara: pengumuman di
radio, malam amal, bahkan juga berdiri di pinggir jalan sambil menenteng
keranjang sumbangan. Dalam 3 bulan, ia berhasil mengumpulkan dana sebesar
$102.000. Jumlah yang cukup untuk dipakai sebagai jaminan mendapatkan ijin
federal dalam membangun sebuah klinik baru.
Meskipun ijin sudah di tangan, akan tetapi bangunan
klinik belum berdiri. Jadi ia klinik itu masih berpindah-pindah. Ketika sebuah
sekolah lokal tutup untuk musim panas, Eula memindahkan kliniknya ke sana. Pada
musim gugur, ia memindahkan kliniknya ke sebuah trailer. Berat, tapi selangkah
demi selangkah, satu dolar demi satu dollar, akhirnya sebuah klinik baru pun
berdiri: Mud Creek Clinic. Sebuah klinik dengan peralatan modern dan parkiran
aspal yang luas.
Mud Creek Clinic, merupakan satu-satunya klinik modern
yang memungut bayaran semampu pasiennya. Orang-orang melakukan perjalanan
melintasi pegunungan untuk menyuntikkan anak mereka, memeriksa tekanan darah
mereka, atau mendapat resep untuk jantung mereka. Jika klinik itu tidak bisa
membantu mereka, maka Eula akan mencari orang yang bisa membantu. Ia pernah
berhasil membujuk Lions Club untuk membiayai operasi para pasien kanker yang
miskin. Ia juga pernah berurusan dengan pengadilan demi membantu klaim cacat
bagi orang-orang miskin. Ia juga mengumpulkan uang untuk membeli sebuah
ambulans yang digunakan untuk mengirim makanan ke orang-orang yang tidak bisa
keluar rumah karena sakit. Bahkan kalau diperlukan, ia menyetir sendiri
ambulans itu untuk membawa pasien-pasien yang dalam keadaan kritis ke sebuah RS
terdekat. Pernah suatu kali mobilnya terguling sampai bahunya patah, tapi
keesokan harinya, dia tetap bekerja seperti biasa. Yang keren, meskipun Eula
menderita arthritis dan sakit jantung, sekalipun ia tak pernah mau dirawat. Ia
berkilah, “Bekerja keras, tidak akan membunuh manusia.”
Keberadaan Mud Creek Clinic dengan 17 staf, termasuk 2
dokter dan 7 ruang periksa yang diperlengkapi dengan peralatan yang baik
membuat Eula Hall hidup dengan gaji sebesar $22.000 pertahun. Dia berada di
klinik tersebut setiap hari dan belum pernah mengambil liburan selama 4 tahun.
Seringkali klinik itu buka hinggai jauh malam. Ia menunggu pasien terakhir
diperiksa dan diobati, sebelum akhirnya menutup kliniknya. Baru setelah yakin
kalau pasien-pasiennya aman dan diperhatikan, Eula Hall pulang ke rumah untuk
beristirahat.
- Diambil dari buku “Unstoppable” karya Cynthia Kersey.
- Ditulis kembali oleh Astin Soekanto