Alkisah di negeri antah-berantah, berkuasalah seorang
raja tua yang sangat lalim. Tak ada satu pun kekuatan yang bisa menghalangi
kesemena-menaan sang raja terhadap rakyatnya. Hingga pada suatu ketika sang
raja jatuh sakit, dan berkumpulah semua tabib terbaik yang ada di kerajaan
tersebut. Setelah beberapa saat memeriksa penyakit yang diderita sang raja,
tabib pun menyampaikan temuannya: yaitu Raja menderita suatu penyakit aneh yang
akan segera merenggut nyawanya, kecuali ditemukan obat penawarnya yang sangat
sulit dicari, berupa ”jantung manusia terpilih.” Mendengar hal itu, raja segera
memerintahkan seluruh bala tentara kerajaan untuk mencari manusia terpilih yang
dimaksud, agar penyakitnya dapat segera disembuhkan.
Demikianlah, seluruh pasukan kerajaan pun disebar
keseluruh penjuru negeri, guna menemukan manusia terpilih itu. Singkatnya,
orang yang dicari itu berhasil diketemukan. Ia adalah seorang bocah belasan
tahun, putera tunggal sepasang petani miskin. Menyadari bahwa anak satu-satunya
mau dibawa ke istana dan jantungnya akan dipersembahkan kepada raja, orangtua
si bocah menangis sejadi-jadinya. Untungnya si bocah ternyata anak yang tabah.
Dalam keadaan seperti itu, ia justru yang menenangkan kedua orangtuanya. Sehingga,
meski orangtuanya tetap tak rela, tetapi anak itu berangkat bersama rombongan
tentara kerajaan.
Sesampai di istana, si bocah itu pun dibawa menghadap
sang baginda raja. Sejenak sebelum dilakukan pembedahan untuk mengambil jantung
anak itu, raja menyempatkan bertatap muka dengan si bocah.
”Berapa umurmu?” tanya
raja.
”14 tahun yang mulia” jawab anak itu.
”Tahukah kamu, kenapa kamu dibawa kemari?”
Dengan tenang si anak menjawab,
”hamba paduka, hamba paham. Hamba sungguh merasa sangat bangga jika melalui hamba, paduka bisa sembuh seperti sedia kala”
Dengan masih penasaran oleh ketabahan dan ketenangan si bocah, raja kembali bertanya.
”tahukah kamu bahwa kesembuhanku harus ditukar oleh nyawamu?”
Dengan polos si bocah menjawab
”hamba siap menyerahkan nyawa, demi kesembuhan paduka”
”14 tahun yang mulia” jawab anak itu.
”Tahukah kamu, kenapa kamu dibawa kemari?”
Dengan tenang si anak menjawab,
”hamba paduka, hamba paham. Hamba sungguh merasa sangat bangga jika melalui hamba, paduka bisa sembuh seperti sedia kala”
Dengan masih penasaran oleh ketabahan dan ketenangan si bocah, raja kembali bertanya.
”tahukah kamu bahwa kesembuhanku harus ditukar oleh nyawamu?”
Dengan polos si bocah menjawab
”hamba siap menyerahkan nyawa, demi kesembuhan paduka”
Mendengar jawaban itu sang raja terhenyak, ditatapnya
dalam-dalam mata sang bocah. Sejenak, suasana hening memenuhi suasana. Pada
momen itu, masuklah seberkas insight kedalam benak sang raja. Bagaimana mungkin
bocah yang masih semuda itu bisa begitu tulus dan begitu tenang mengikhlaskan
nyawanya untuk orang lain?
Sejurus kemudian, pikiran raja mulai berkecamuk,
dipenuhi oleh rasa malu, khususnya malu pada diri sendiri. Kalau bocah belasan
tahun dihadapannya, yang masih mempunyai masa depan panjang, rela kehilangan
nyawa bagi dirinya, kenapa ia yang sudah begitu tua justru sangat takut
menghadapi kematiannya? Sehingga harus mengorbankan nyawa orang lain sebagai
tumbal? Tepat pada saat pikiran sang raja berkecamuk itu lah, momen penting
tengah terjadi! Karena tiba-tiba, raja membatalkan niatnya untuk memngambil
jantung sang bocah…hingga gegerlah para penghuni istana.
Para tabib mencoba meyakinkan raja, bahwa konsekuensi
dari keputusannya itu adalah kematian. Akan tetapi raja tetap bersikukuh.
Tiba-tiba sesuatu keanehan terjadi. Dengan melepaskan si bocah, mendadak
penyakit raja menghilang begitu saja. Raja justru sembuh dan kembali pulih
seperti sediakala. Dan sejak MOMEN itu, sikap raja berbalik 180 derajat dari
sebelumnya sangat kejam dan semena-mena terhadap rakyatnya kini raja memerintah
dengan arif dan bijaksana. Menurut cerita, raja tetap hidup bahagia dalam waktu
yang sangat lama, dan ketika wafat, ia masuk surga.
Sepenggal kisah tadi mengilustrasikan betapa kuat
peran suatu ”momen” dalam mengubah kehidupan seseorang. Serta betapa ”momen”
yang demikian pendek (dalam kisah tadi, terjadi ketika pikiran raja berkecamuk
dan akhirnya raja batal mengambil jantung si bocah), mampu merubah kehidupan
seseorang secara fundamental dan revolusioner. Dalam kehidupan nyata pun,
kisah-kisah serupa seringkali terjadi. Misalnya, bagaimana seseorang yang
memulai dari Zero hingga berhasil dan menjadi Hero, disadari atau tidak, orang
tersebut sebelumnya telah melewati sebuah momen penting, dimana seberkas cahaya
ilham, inspirasi, enlightmen atau apapun namanya, telah masuk kedalam qalbunya
hingga berbuah keputusan penting.
Lalu, apa itu momen?
0 komentar:
Post a Comment