Wacana Keilmuan dan Keislaman

Thursday, October 29, 2015



Manfaatkan Masa Mudamu Sebelum Tiba Masa Tuamu

Artikel ini mencoba menelaah kisah tentang pemuda-pemuda yang dipuji dan diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an, yang dapat menjadi rujukan bagi generasi muda sekarang maupun mendatang, karena heroisme (kepahlawanan) dalam mempertahankan keyakinan dan kebenaran hakiki. Kisah Ashabul Kahfi (Penghuni-Penghuni Gua) merupakan sebuah kisah nyata (true story) yang diceritakan Allah pada Rasulullah Muhammad dengan tujuan memberi gambaran (i’tibar) dan model percontohan (ushwah) adanya sekolompok pemuda yang memiliki keberanian luar biasa meninggalkan lingkungannya untuk berhijrah ke sebuah tempat (goa) yang lebih bersahabat demi suatu “keyakinan dan ketahidan”.

Peristiwa hijrah atau berpindahnya seseorang dari satu tempat (yang kurang kondusif) ke tempat lain (yang lebih kondusif) untuk suatu tujuan mulia (keluhuran sebuah cita-cita) merupakan sebuah keniscayaan. Apalagi perpindahan tersebut disertai oleh niat yang tulus, bersih, dan benar maka Allah akan memberi pertolongan, petunjuk, dan meneguhkan mereka dengan memberi tempat yang terbaik (lokasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka).
Qur’an Surat Al-Kahfi, 18:13
“Kami kisahkan kepadamu (muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang berimankepada Tuhan Mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

Qur’an Surat Al-Kahfi, 18:14
“Dan kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.”

Qur’an Surat Al-Kahfi, 18:17
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seseorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.”
Artinya sebagai seseorang pemuda, tidak ada alasan untuk merasa takut dan khawatir saat mengalami peristiwa atau pengalaman yang tidak menyenangkan, karena sebuah konsekuensi dalam menegakkan kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Satu hal yang pasti bahwa Allah akan memandu pemuda-pemuda yang berjuang untuk meninggikan dan menegakkan kebesaran namaNya.

Mengapa Ashhabul Kahfi

Ilustrasi tentang kisah Ashhabul Kahfi ditampilkan sebagai contoh (modelling) dengan menunjukkan urgensi dan peran strategis pemuda untuk kemajuan dan kemaslahatan suatu masyarakat (Peradaban bangsa). Sosok pemuda dalam kajian psikologis memiliki arti penting, baik dari aspek tumbuh-kembang fisiologis yang dimiliki, maupun dari aspek psikososial dan spiritual. Oleh karena itu kajian kepemudaan tentang Ashhabul Kahfi relevan dengan kondisi sosial masyarakat dewasa ini.
Secara fisiologis pemuda Al-Kahfi merupakan sekelompok individu yang memiliki kematangan dan kesehatan fisik yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan fisik saat melarikan diri. Secara Psikososial pemuda Al-Kahfi menunjukkan kualitas kepribadian yang tangguh dan resilien.

Menurut Anganthi (2006) ketangguhan adalah kemampuan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang negatif, seperti kesedihan, kemalangan maupun ketidakberuntungan. Adapun resiliensi kemampuan dalam beradaptasi dengan kesulitan-kesulitan, tekanan-tekanan maupun krisis kehidupan dengan cara-cara yang benar, baik dan konstruktif, sehingga mencapai keberhasilan hidup.
Kepribadian Tangguh ditandai oleh : (1) kemampuan menghadap dan menghargai kesedihan dan kemalangan. (2) memiliki ketrampilan untuk berempati terhadap orang lain. (3) berpikir untuk menghasilkan sesuat yang terbaik. (4) kemampuan mengubah kemalangan menjadi keberuntungan. (5) memiliki keuletan, ketabahan, sense of humor, perasaan gembira dan merdeka.
Kepribadian Resiliensi ditandai oleh : (1) Kompetensi sosial (2) Kemampuan pemecahan masalah. (3) Kemadirian dan independensi. (4) Keyakinan terhadap masa depan.

Ketangguhan dan Resiliensi merupakan karakteristik dari kepribadian unggul yang hanya dimiliki oleh pemuda-pemuda yang melatih dirisecara didiplin dengan pertolongan dan bimbingan Allah ta’ala. Perbedaan antara Ketangguhan dan Resiliensi terletak pada (1) sikap yang ditunjukkan. (2) hasil yang diperoleh. Hasil dari kepribadian tangguh adalah daya juang (etos kerja) dalam menyelesaikan tugas-tugas. Adapun kepribadian Resiliensi akan menghasilkan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan (Motivasi Prestatif). Kesamaan antara kepribadian tangguh dan resiliensi terletak pada (1) semangat serta optimisme dalam menjalani hidup. (2) Kemampuan untuk bangkit (tidak mudah menyerah) saat mengalami kegagalan yang dialami.

Siapa Ashhabul Kahfi

Identitas dan latar belakang keberadaan pemuda-pemuda Al-kahfi secara eksplisit tidak diinformasika dalam Al-Quran. Namun demikian banyak riwayat dan kisah yang mendeskripsikan mereka sebagai sekelompok pemuda (ada yang lajang dan ada juga yang sudah berkeluarga), berjumlah ganjil kurang dari 10 orang, untuk menegakkan keyakinan dan ketauhidan terhadap Allah ta’ala, hanya ditemani oleh seekor anjing. Riwayat ini sesuai dengan penjelasan dalam Al-Quran:

Meskipun informasi yang diberikan Allah tentang pemuda Al-kahfi hanya sedikit, namun sesungguhnya dapat ditarik suatu pelajaran yang berkenaan dengan mereka, yaitu (1) taraf perkembangan pemuda Al-kahfi berada pada tahap remaja hingga dewasa, (2) pemuda Al-kahfi merupakan sekelompok pertemanan, (3) Pemuda Al-kahfi merupakan penyayang binatang, (4) Pemuda Al-kahfi memiliki kebersamaan dalam cita-cita (5) Pemuda Al-Kahfi memiliki sikap progresif, (6) pemuda Al-kahfi merupakan seorang pemkir.

Psikologi Ashhabul Kahfi

Pemuda Al kahfi dalam tinjauan psikologis berada pada taraf perkembangan remaja-dewasa. Perspektif psikologis perkembangan menjelaskan adanya kekhasaan pada diri remaja, antara lain: (1) secara fisik (fisiologis) telah mencapai kematangan, (2) secara mental-emosi (psikologis) masih labil, (3) secara kekerabatan (sosial) membutuhkan dukungan dan pengakuan, (4) secara rohani (spiritual) memasuki tahap pencarian keyakinan yang rasional dan relistis.

Deskripsi tentang keberadaan pemuda al-kahfi dalam perspektif psikologi tersebut,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Pemuda Al kahfi sebagaimana remaja lain, sudah mencapai kematangan fisiologis.
2.    Pemuda Al kahfi sebagaimana remaja lain secara mental masih menujukkan labilitas emosi
3.    Pemuda Al kahfi sebagaimana remaja lain, secara sosial membutuhkan dukungan kelompok
4.    Pemuda Al Kahfi sebagaiman remaja lain, secara rohani mulai mencari pembuktian terhadap nilai-nilai keyakinan yang mereka miliki.

Relevansi Ashabul Al Kahfi

Berpijak dari kisah Ashabul Al Kahfi diatas, sesungguhnya siapakah yang disebut pemuda itu.? Apakah pemuda selalu dikaitkan dengan usia perkembangan tertentu.? Jawaban atas persoalan tersebut daoat dijelaskan melalui hadits Rasulullah yang mengingatkan agar generasi muda memanfaatkan masa mudanya sebelum tiba masa tuanya dengan implikasi sebagai berikut:
1.      Kematangan Fisiologis, terutama perkembagan psikoseksual.
Artinya pemuda di masa kini memiliki tantangan besar dalam menyalurkan dorongan psikoseksual yang positif dan sehat, karena stimulasi untuk pemenuhan kebutuhan psikoseksual muncul dari berbagai arah melalui beragam media.
2.      Labilitas Psikologis, terutama perkembangan mental-emosional.
Artinya pemuda perlu berupaya untuk mengatasi labilitas emosi pada dirinya melalui keberanian untuk bersikap mandiri dan independent, baik secara emosi maupun sosial.
3.      Kebutuhan sosial, terutama relasi sosial dengan kelompok sebaya.
Artinya pemuda perlu berupaya untuk mengoptimalkan kebutuhan mengembangkan relasi interpersonal melalui pertemanan, baik terhadap sesama jenis kelamin maupun dengan lawan jenis.
4.    Kebimbangan spiritual, terutama pencarian keberadaan Tuhan. Artinya pemuda perlu mengatasi kebimbangan spiritual iyang dialami melalui upaya mencari jawaban atas problem personal maupun kemasyarakatan dengan penjelasan rasional dari agama.
10:25 AM   Posted by My Science in with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Search