Wacana Keilmuan dan Keislaman

Thursday, October 29, 2015


Penyucian Hati dan Jiwa Menurut Islam

Islam mengakui bahwa pada dasarnya manusia lahir dalam keadaan suci, yakni suci dari segala kotoran dan dosa. Yang ada pada bayi yang lahir itu adalah fitrah, yakni potensi beriman, berislam dn berihsan kepada Allah dengan mentauhid-Nya. Oleh karena pengaruh kedua orangtuanya, serta lingkungannya, sesorang menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi, yang menyimpang dari tauhid, menyimpang dari Islam, Iman dan Ihsan. Pengaruh keluarga dan lingkungan yang tidak kondosif untuk iman, islam dan ihsan itu telah merusak fitrah seseorang, dan mengotori jiwa seseorang. Untuk itu, Rasulullah diutus untuk mengembalikan manusia pada fitrah, dan untuk mensucikan kembali jiwa manusia dari segala yang mengotori jiwanya. Seperti ayat dibawah ini pada Qur’an Surat Al-Jum’ah:2

“Dialah (allah) yang mengutus untuk seluruh bangsa seorang Rasul dari antara mereka untuk membacakan ayat-ayat kepada mereka, mentazkiyah mereka, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah.” (QS.Al-Jum’ah:2)

Ayat diatas menunjukkan bahwa tazkiyatun nafs, merupakan salah satu misi semua nabi dan Rasul, khusus Rasulullah Muhammad SAW, disamping menyampaikan ajaran-ajaran Allah.


Makna dan Tujuan Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata takiyah dan nafs. Secara kebahasaan tazkiyah berarti mensucikan, menguatkan dan mengembangkan. Sedangka nafs adalah diri atau jiwa seseorang. Dengan demikian tazkiyatu nafs mememiliki makna mensucikan, menguatkan dan mengembangkan jiwa sesuai dengan potensi dasarnya (fitrah), yakni potensi iman, islam dan ihsan kepada Allah.

Tazkiyatun Nafs bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yakni fitrah tauhid, fitrah iman, yang disertai dengann upaya menguatkan dan mengembangkan potensi tersebuta agar setiap orang selalu dekat kepada Allah, menjalankan segala ajaran dan kehendak-Nya. Denga Tazkiyatun Nafs, seseorang dibawa kepada kualitas jiwa yang prima sebagai hamba Allah, sekaligus prima sebagai khalifah Allah. Artinya dengan tazkiyatun nafs, seseorang menjadi ahlul ibadah, yakni orang yang selalu taat beribadah kepada Allahdengan cara-cara yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya serta menjadi khalifah, yakni kecerdasan dalam misi memimpin, mengelola dan memakmurkan bumi dan seisinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Allah untuk kerahmatan bagi semua makhluk.


Aplikasi Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Qur’an dan Sunnah

Dengan makna yang sudah diuraikan diatas, tazkiyatun nafs tidak sekadar bermakna penyucian jiwa dan sembarang penyucian jiwa dan sembarang penyucian jiwa menurut kehendak setiap orang. Maka cara-cara melakukan Tazkiyatun Nafs harus memenuhi apa yang telah dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah. Tazkiyatun Nafs, meliputi aspek-aspek berikut:
1. Tazkiyatud Din (mensucikan agama), yakni mensucikan jiwa dengan menegakkan aqidah shahihah(aqidah yang benar), al-tauhid al-khalish (tauhid yang murni dan bersih), ibadah yang benar, muamalah yang memuliakan kemanusiaan dan akhlak yang karimah.
2.  Tazkiyatul mal (mensucikan harta), yakni mensucikan jiwa dengan membersihkan harta yang diperoleh, dengan memberikan sebagaian kepada orang yang membutuhkan.
3.   Tazkiyatul ‘Amal wal Akhlak, yakni penyusian amal perbuatan dan akhlak (perilaku dan budi pekerti) yakni dengan menjaga segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita dengan acuan Al-Qur’an dan al-sunnah da menjaganya dari hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
4.    Tazkiyatul Afkar, yakni penyucian pemikiran dari cara adan pola poikir yang menyimpang dalama memahami agama, yang ujungnya adalah pandangan dan pengalaman agama yang menyimpang pula. Saat ini pemikiran-pemikiran sesat banyak menyerang dan menggerogoti pola pikir umat islam.

Dengan demikian tazkiyatun nafs adalah penyucian hati dan penyucian jiwa agar seseorang menjadi dekat kepada Allah, berada dalam bimbingan dan tuntunan-Nya, yang dilaksanakan dengan merujuk kepada ajaran agama-Nya yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-sunnah. Tazkiyatun nafs tidak bisa dilakukan dengan semau gue, dan mengabaikan petunujuk illahi. Karena semua telah ditetap tata cara dan rambu-rambunya dalam risalah para nabi dan rasul Allah, maka tazkiyatun nafs adalah merupakan  salah satu misi kenabian dan kerasulan setiap Nabi dan Rasul, terutama Rasulullah Muahmmad SAW.


Pengaruh Tazkiyatun Nafs dalam Kehidupan

Apabila tazkiyatun nafs dilakukan dengan pemahaman, dan cara-cara implementasi yang telah disebut diatas, maka ia akan memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan manusi, antara lain dalam hal-hal sebagai berikut:
1.   Dalam beragama, seseorang akan menjalankan agama dengan sepenuh hati, memandang segala perintah dan larangan yang datang dari Allah sebagai nikmat dan karunia-Nya yang paling agung.
2.   Dalam berharta, seseorang saiap untuk hidup sederhana, tidak boros, tidak bermewah-mewah, berjiwa solider terhadap penderitaan orang lain.
3.    Dalam Amal, sanggup memeliahara amal perbuatannya agar bermanfaat bagi dirinya, dan orang lain.
4.   Bersikap amanah, jujur dan disiplin dalam menjalani tugas-tugas kebajikan, baik dalam kontek habun minallah (hubungan horisontal kepada sesama manusia dan alam sekitar).

Demikian uraian singkat tentang tazkiyatun nafs berdasarkan pesan-pesan al-qur’an dan sunnah. Wallahu a’lam.
10:33 AM   Posted by My Science in with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Search