Segala puji bagi Allah, pencurah rahmat dan karunia. Rahmat-Nya tiada terbatas kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah. maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Kalimat yangbaik, nasihat yang benar, yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah dari perjalanan ulama Salafush Shalih, dan dari tingkah laku Ulama umat manusia yang mengamalkan.
Al-Qur’an
dan sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harsu selalu dirujuk oleh
setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan
yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan karakter pribadi muslim. Pribadi
muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan As-sunnah adalah pribadi yang
shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai
yang datang dari Allah SWT.
Qur’an Surat
Al-Kahfi : 13
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang
beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka...”
Qur’an Surat
Al-Hujarat : 13
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu...”
Persepsi
masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang
pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada
orang yang hanya rajin menjalankan islam dari aspek ubudiyah, padahal itu
hanyalah salah satu aspek yang harus ada pada pribadi seorang muslim. Oleh karena
itu standard pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan
sesuatu yang wajib dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi
muslim. Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri
khas yang mesti ada pada pribadi seorang muslim.
1.
Salimul Aqidah
Aqidah
yang bersih (salimul aqidah) merupaka sesuatu yang sepatutnya ada pada setiap
muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang
kuat kepada Allah SWT dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang
dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kematapan aqidah,
seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaiamana
firman-Nya yang artinya:
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku,
semua bagi Allah Tuhan semesta Alam.” (Q.S. Al-an’am, 6:162)
Karena
memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya
kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah,
iman atau tauhid.
2.
Shahihul Ibadah
Ibadah
yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul SAW yang
penting, dalam satu haditsnya, beliau menyatakan: ‘Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan
ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah
merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan
atau pengurangan.
3.
Matinul Kholuq
Akhlak yang kokoh
(matinul Kholuq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus
dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan
makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam
hidupnya, baik di dunia apalagi d akhirat sehingga diabadikan oleh Allah di
dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak
yang agung.” (Q.S Al-Qalam, 68:4)
4.
Qowiyyul Jismi
Kekuatan
jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sis pribadi muslim yang harus
ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh ehingga
dapat melaksanakan ajaran islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Oleh karena
itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan
dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit
tetap kita anggap sebagai sesuatau yang wajar bila hal itu kadang-kadang
terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sering sakit. Karena kekuatan jasmani
juga termasuk yang penting maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada
mu’min yang lemah.” (HR. Muslim).
5.
Mutsaqqoful
Fikri
Intelek
dalam berfikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim
yang penting. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikian Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (Q.S 2:219).
Oleh karena itu Allah
mempertanyakan kepada kita tentang tingkat intelektualitas seseorang
sebagaimana firman-Nya yang artinya. Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran. (Q.S 39:9)
6.
Mujahadul
Linafsihi
Berjuang melawan hawa
nafsu (mujahadul linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada
pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada
yang baik dan yang buruk. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri
manusia harus diupayakan tunduk pada jaran islam, Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7.
Harishun ‘ala
Waqtihi
Pandai menjaga waktu (harishun ‘ala
Waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu
sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah
SWT banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal
fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya.
8. Munzhzhamun fi Syuunihi
Teratur dalam suatu urusan (Munzhzhamun fu Syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dengan dilaksanakan dengan baik. ketika suatu urusan ditangani secara bersama-bersama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
9. Qodirun 'alal Kassbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau juga yang disebut dengan kekuasaan (qodirun 'alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru boleh dilaksanakan bilakala seseorang memiliki kekuasaan, terutama dari segi dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Dalam kaitan menciptakan kekuasaan inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rezeki dari Allah SWT, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau keterampilan.
10. Nafi' un Lighoirihi
Bermanfaat bagi orang lain (Nafi'un Lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Dalam kaitan inilah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.(HR. Qudhy dari Jabir)
8. Munzhzhamun fi Syuunihi
Teratur dalam suatu urusan (Munzhzhamun fu Syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dengan dilaksanakan dengan baik. ketika suatu urusan ditangani secara bersama-bersama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
9. Qodirun 'alal Kassbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau juga yang disebut dengan kekuasaan (qodirun 'alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru boleh dilaksanakan bilakala seseorang memiliki kekuasaan, terutama dari segi dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Dalam kaitan menciptakan kekuasaan inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rezeki dari Allah SWT, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau keterampilan.
10. Nafi' un Lighoirihi
Bermanfaat bagi orang lain (Nafi'un Lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Dalam kaitan inilah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.(HR. Qudhy dari Jabir)
Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits, sesuatu yang perlu kita renungkan pada diri kita masing-masing.