
Dasar Birrul Walidayn
Sumber
pokok ajaran islam baik Al-Qur’an maupun al-hadis keduanya mencakup 3 ajaran,
yaitu aqidah, ibadah dan akhlak. Salah satu contoh ajaran islam mengenai
akhlak, yaitu kewajiban anak terhadap kedua orang tuanya. Berikut ini akan
dikemukakan dasar-dasar birrul walidayn, yaitu: Sumber Pokok Ajaran Islam baik
Al-Qur’an maupun hadits keduanya mencakup 3 ajaran, yaitu aqidah, ibadah, adan
akhlak. Salah satu ajaran islam mengenai akhlak, yaitu kewajiban anak terhadap
kedua orang tuanya. Berikut ini akan dikemukakan dasar-dasar birrul walidayn,
yaitu:
1.
Berbuat baik
kepada orang tua adalah perintah Allah
Ini merupakan perintah
utama kepada manusia, sesudah perintah percaya kepada Allah sebagai dasar
kehidupan. Dengan percaya kepada Allah, kalau manusia hendak menegaskan
kewajiban di dunia ini, maka perintah berbakti kepada orang tua adalah perintah
sesudah kepada Allah dan Rasul-Nya.
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu...”
(Q.S. al-isra’/17: 23)
2.
Orang tua yang
mengasuh dari sejak kecil hingga dewasa.
Pada pembahasan ini
tidaka akan menjelaskan dasar-dasar yang mewajibkan orang tua untuk bertanggung
jawab atas anak-anaknya, tetapi hanya sekedar mengingatkan kepada anak-anaknya,
mulai bayi hingga dewasa, orang tualah yang bertanggung jawab atas perkembangan
mereka baik jasmani, intelegensi, maupun kejiwaan.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: wahai tuhanku kasihilah mereka
keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sewaktu kecil” (QS.
Al-isra’/ 17:24)
Ibu lebih berhak mendapatkan penghormatan
dari pada ayah
(1)
Ibu mendapatkan
prioritas untuk dihormati dan dipatuhi. Rasulullah pernah bersabda:
Hadits dari Abu Hurairah, dia berkata, seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah lalu bertanya, siapakah yang paling berhak
memperoleh penghormatan itu? Rasulullah menjawab ibumu, Orang itu bertanya
lagi, lalu siapa? Rasulullah menjawab ibumu, orang itu bertanya lagi lalu
siapa? Rasulullah menjawab ibumu, orang itu bertanya lagi, lalu siapa?
Rasulullah menjawab, lalu ayahmu (HR Buhori Muslim)
(2)
Ibu lebih pantas
memperoleh penghormatan istimewa dari anak dibanding dengan bapak, karena
ibulah yang mengandung dan menyusuinya saat bayi. Surat Luqman ayat 14
Dan kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
(3)
Pada umumnya
emosi ibu itu lebih dekat kepada anak dibandingkan ayah.
Birrul Walidayn Saat Masih Hidup
Sebagaimana
yang diterangkan diatas bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua itu di dalam
ajarang agama islam sangat dipentingkan dan ditempatkan pada urutan yang kedua
setelah berbakti kepada Allah. Di bawah ini akan diuraikan hal-hal yang
berkenaan dengan kewajiban anak kepada orang tua, saat mereka masih hidup,
diantarany adalah:
(1) Apabila orang
tua membutuhkan makanan, minuman, dan pakaian maka anak harus memenuhinya
(2) Apabila orang
tua membutuhkan pengkhidmatan, maka anak harus melaksanakannya.
(3) Apabila
dipanggil oleh orang tuanya, maka anak harus melaksanakannya, asal tidak
bertentangan dengan ajaran islam.
(4)Apabila disuruh
oleh orang tua, maka anak harus melaksanakannya, asal tidak bertentangan dengan
ajaran islam.
(5)
Apabila
berbicara dengan orang tua, si anak harus bersikap sopan.
(6)
Apabila
memanggil orang tua, anak harus menggunakan panggilan yang menyenangkan
hatinya.
Birrul Walidayn Setelah Meninggal
Dunia
Tuntunan
untuk berbuat baik kepada orang tua setelah mereka meninggal dunia mendasarkan
pada Hadits berikut:
“Ketika kami sedang duduk bersama
Rasulullah, datanglah seorang laki-laki dari bani Salamah, dia bertanya kepada
Rasulullah: Ya Rasulullah! Masih bisakah aku berbuat baik kepada kedua orang
tuaku setelah kedua orang tuaku setelah kedua-duanya meninggal? Nabi menjawab:
Ya Bisa, yaitu: mendoakan mereka, memohonkan ampun bagi keduanya, memenuhi
janji/wasiat, bersilahturahmi kepeda mereka yang dulu sering dikunjungi oleh
ayah ibu, dan menghormati teman-teman ayah ibunya. (H.R Abu Dawud)
Berdasarkan
hadits diatas dapatlah disimpulkan bahwa kewajiban anak terhadap kedua orang
tuanya yang sudah meninggalialah:
(1)
Mendoakan kedua
orang tuanya dengan khidmat dan ikhlas
(2)
Memohonkan ampun
kepada Tuhan atas kesalahan-kesalahannya
(3)
Melaksanakan
semua pesan, wasiat dan menjunjung tinggi nama baik kedua orang tua.
Uququl Walidayn (Durhaka Kepada Kedua
Orang Tua)
Secara
bahasa kata ‘uquq berarti membelah, memotong, dan memutus. ‘Uququl Walidayn
berarti memutus hubungan dengan kedua orang tua. Sementara itu Ibnu Munzhir
menyatakan bahwa ‘uquq walidayn adalah lawan kata dari birrul Walidayn,
maksudnya memutuskan hubungan dengan kedua orang tua dan tidak menjalin kasih
sayang kepada mereka.
Adapun Hadits yang melarang ‘uququl
walidayn:
Jenis-jenis
‘uququl Walidayn ialah: (1) Membuat keduanya sedih, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
(2) Menghadirkannya dengan perkataan keras dan kasar. (3) Bermuka masam dan
mengerutkan kening di hadapan mereka. (4) Tidak membantu pekerjaan Rumah,
bahkan memerintahkan kedua orang tua sebagaimana layaknya pembantu. (5) Tidak
menghormati nasihat, kritikan, dan pendapat mereka. (6) Membebani mereka di
luar kemampuan.
Hal-hal
tersebut dilakukan oleh seorang anak biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu: (1) Anak tidak tahu akan besarnya siksa bagi orang yang durhaka kepada
orang tua dan pahal bagi yang berbuat baik kepada keluarganya. (2) Orang tua
tidak mampu menerapkan 4 (empat) metpde pendidikan dengan baik, yaitu metode
uswah atau suri tauladan, metode pembiasan dan metode cerita. (3) Pilih kasih
diantara anak yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa iri, dengki dan memusuhi
kedua oarng tua.
Prof
Dr. TM. Hasbi Ash Shiddieqi menyatakan bahwa beberapa akibat yang dihadapu anak
yang durhaka ialah: (1) Durhaka kepada bapak ibu ditetapkan sebagai pelaku dosa
besar. (2) Durhaka kepada bapak ibu dipandang sebagai penantang Allah dan
Rasul-nya. (3) Durhaka kepada bapak ibu menjadikan dirinya terhindar dari
nikmah surgawi. (4) Durhaka kepada Bapak Ibu akan ditoalak segala amalnya oleh
Allah. (5) Durhaka kepada bapak ibu akan menerima balasannya di dunia dan
akhirat.
Agar
para mahasiswa sanggup berbuat baik kepada kedua orang tua dan menjauhkan diri
dari tindakan durhaka kepada mereka, hendaknya mereka kembali kepada
ajaran-ajaran agama secara kaffah dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan keikhlasan dan mengharapkan ridla
Allah semata.