Wacana Keilmuan dan Keislaman

Sunday, November 1, 2015

Secara bahasa birrul walidayn berarti berbuat baik kepada kedua orang tua. Berbuat baik disini berarti anak melaksanakan semua kewajibannya terhadap kedua orang tuanya baik bersifat moral maupun material yang sesuai dengan ajaran islam. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan amalan yang utama yang dapat mendekatkna diri kepada Allah dan juga merupakan amalan yang dicintai Allah dan akan mengantarkan pelakunya ke surga. Dalam hal ini Prof. Dr. Hamka berpendapat bahwa naluri manusia mengakui akan wajibnya birrul walidayn dan kemudian dipertegas dengan syariat samawi yang menyepakatinya.

Dasar Birrul Walidayn
Sumber pokok ajaran islam baik Al-Qur’an maupun al-hadis keduanya mencakup 3 ajaran, yaitu aqidah, ibadah dan akhlak. Salah satu contoh ajaran islam mengenai akhlak, yaitu kewajiban anak terhadap kedua orang tuanya. Berikut ini akan dikemukakan dasar-dasar birrul walidayn, yaitu: Sumber Pokok Ajaran Islam baik Al-Qur’an maupun hadits keduanya mencakup 3 ajaran, yaitu aqidah, ibadah, adan akhlak. Salah satu ajaran islam mengenai akhlak, yaitu kewajiban anak terhadap kedua orang tuanya. Berikut ini akan dikemukakan dasar-dasar birrul walidayn, yaitu:
1.      Berbuat baik kepada orang tua adalah perintah Allah
Ini merupakan perintah utama kepada manusia, sesudah perintah percaya kepada Allah sebagai dasar kehidupan. Dengan percaya kepada Allah, kalau manusia hendak menegaskan kewajiban di dunia ini, maka perintah berbakti kepada orang tua adalah perintah sesudah kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu...” (Q.S. al-isra’/17: 23)

2.      Orang tua yang mengasuh dari sejak kecil hingga dewasa.
Pada pembahasan ini tidaka akan menjelaskan dasar-dasar yang mewajibkan orang tua untuk bertanggung jawab atas anak-anaknya, tetapi hanya sekedar mengingatkan kepada anak-anaknya, mulai bayi hingga dewasa, orang tualah yang bertanggung jawab atas perkembangan mereka baik jasmani, intelegensi, maupun kejiwaan.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: wahai tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sewaktu kecil” (QS. Al-isra’/ 17:24)


Ibu lebih berhak mendapatkan penghormatan dari pada ayah
(1)   Ibu mendapatkan prioritas untuk dihormati dan dipatuhi. Rasulullah pernah bersabda:

Hadits dari Abu Hurairah, dia berkata, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu bertanya, siapakah yang paling berhak memperoleh penghormatan itu? Rasulullah menjawab ibumu, Orang itu bertanya lagi, lalu siapa? Rasulullah menjawab ibumu, orang itu bertanya lagi lalu siapa? Rasulullah menjawab ibumu, orang itu bertanya lagi, lalu siapa? Rasulullah menjawab, lalu ayahmu (HR Buhori Muslim)

(2)   Ibu lebih pantas memperoleh penghormatan istimewa dari anak dibanding dengan bapak, karena ibulah yang mengandung dan menyusuinya saat bayi. Surat Luqman ayat 14
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

(3)   Pada umumnya emosi ibu itu lebih dekat kepada anak dibandingkan ayah.


Birrul Walidayn Saat Masih Hidup
Sebagaimana yang diterangkan diatas bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua itu di dalam ajarang agama islam sangat dipentingkan dan ditempatkan pada urutan yang kedua setelah berbakti kepada Allah. Di bawah ini akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan kewajiban anak kepada orang tua, saat mereka masih hidup, diantarany adalah:
(1) Apabila orang tua membutuhkan makanan, minuman, dan pakaian maka anak harus memenuhinya
(2) Apabila orang tua membutuhkan pengkhidmatan, maka anak harus melaksanakannya.
(3) Apabila dipanggil oleh orang tuanya, maka anak harus melaksanakannya, asal tidak bertentangan dengan ajaran islam.
(4)Apabila disuruh oleh orang tua, maka anak harus melaksanakannya, asal tidak bertentangan dengan ajaran islam.
(5)   Apabila berbicara dengan orang tua, si anak harus bersikap sopan.
(6)   Apabila memanggil orang tua, anak harus menggunakan panggilan yang menyenangkan hatinya.


Birrul Walidayn Setelah Meninggal Dunia
Tuntunan untuk berbuat baik kepada orang tua setelah mereka meninggal dunia mendasarkan pada Hadits berikut:

“Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah, datanglah seorang laki-laki dari bani Salamah, dia bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah! Masih bisakah aku berbuat baik kepada kedua orang tuaku setelah kedua orang tuaku setelah kedua-duanya meninggal? Nabi menjawab: Ya Bisa, yaitu: mendoakan mereka, memohonkan ampun bagi keduanya, memenuhi janji/wasiat, bersilahturahmi kepeda mereka yang dulu sering dikunjungi oleh ayah ibu, dan menghormati teman-teman ayah ibunya. (H.R Abu Dawud)

Berdasarkan hadits diatas dapatlah disimpulkan bahwa kewajiban anak terhadap kedua orang tuanya yang sudah meninggalialah:
(1)   Mendoakan kedua orang tuanya dengan khidmat dan ikhlas
(2)   Memohonkan ampun kepada Tuhan atas kesalahan-kesalahannya
(3)   Melaksanakan semua pesan, wasiat dan menjunjung tinggi nama baik kedua orang tua.


Uququl Walidayn (Durhaka Kepada Kedua Orang Tua)
Secara bahasa kata ‘uquq berarti membelah, memotong, dan memutus. ‘Uququl Walidayn berarti memutus hubungan dengan kedua orang tua. Sementara itu Ibnu Munzhir menyatakan bahwa ‘uquq walidayn adalah lawan kata dari birrul Walidayn, maksudnya memutuskan hubungan dengan kedua orang tua dan tidak menjalin kasih sayang kepada mereka.


Adapun Hadits yang melarang ‘uququl walidayn:
Jenis-jenis ‘uququl Walidayn ialah: (1) Membuat keduanya sedih, baik dengan ucapan maupun perbuatan. (2) Menghadirkannya dengan perkataan keras dan kasar. (3) Bermuka masam dan mengerutkan kening di hadapan mereka. (4) Tidak membantu pekerjaan Rumah, bahkan memerintahkan kedua orang tua sebagaimana layaknya pembantu. (5) Tidak menghormati nasihat, kritikan, dan pendapat mereka. (6) Membebani mereka di luar kemampuan.
Hal-hal tersebut dilakukan oleh seorang anak biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (1) Anak tidak tahu akan besarnya siksa bagi orang yang durhaka kepada orang tua dan pahal bagi yang berbuat baik kepada keluarganya. (2) Orang tua tidak mampu menerapkan 4 (empat) metpde pendidikan dengan baik, yaitu metode uswah atau suri tauladan, metode pembiasan dan metode cerita. (3) Pilih kasih diantara anak yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa iri, dengki dan memusuhi kedua oarng tua.
Prof Dr. TM. Hasbi Ash Shiddieqi menyatakan bahwa beberapa akibat yang dihadapu anak yang durhaka ialah: (1) Durhaka kepada bapak ibu ditetapkan sebagai pelaku dosa besar. (2) Durhaka kepada bapak ibu dipandang sebagai penantang Allah dan Rasul-nya. (3) Durhaka kepada bapak ibu menjadikan dirinya terhindar dari nikmah surgawi. (4) Durhaka kepada Bapak Ibu akan ditoalak segala amalnya oleh Allah. (5) Durhaka kepada bapak ibu akan menerima balasannya di dunia dan akhirat.
Agar para mahasiswa sanggup berbuat baik kepada kedua orang tua dan menjauhkan diri dari tindakan durhaka kepada mereka, hendaknya mereka kembali kepada ajaran-ajaran agama secara kaffah dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan keikhlasan dan mengharapkan ridla Allah semata.


3:30 PM   Posted by My Science in with No comments

0 komentar:

Post a Comment

Search