Wacana Keilmuan dan Keislaman
  • Civic Diary: Your IQ Is Not Everything

    Lewat bukunya Outliers, Malcolm Gladwell meneliti rahasia di balik orang-orang sukses. Menurut Gladwell, orang-orang berprestasi luar biasa alias outlier tidak muncul tiba-tiba. Modalnya juga bukan cuma IQ, bakat, ataupun kemampuan pribadi.
    Untuk menjadi outlier, mereka butuh dukungan lingkungan, mampu melihat dan memaksimalkan peluang, dan yang utama adalah kemauan untuk terus menempa diri.

  • Cerita Seorang Ibu yang Mengajari Arti Dari Sebuah Kesabaran Dan Kegigihan

    Di acara Watkins Annual Gathering, ia mempersembahkan penghargaan itu untuk kedua orangtuanya, “Saya senang menjadi penjual. Ayah saya dulunya juga seorang penjual; dan ibu saya mengajari kesabaran dan kegigihan. Dia takkan membiarkan saya menyerah.”

  • Pentingnya Ilmu Pengetahuan dalam Islam

    Manusia lahir ke dunia dilengkapi dengan seperangkat kemampuan internal, yakni rasa ingin tahu (curiousty) tentang sesuatu. Setelah sesuatu itu diperoleh, dengan akalnya manusia dapat memilah-milah sesuatu dengan jenis dari sesuatu itu.
    Dengan akal, manusia dapat melakukan observasi, penyelidikan, penelitian dan eksperimen untuk menemukan kebenaran, yang kemudian kebenaran ini terus dikembangkan menjadi teori.

Sunday, March 31, 2019


Tazkiyatun Nafs berasal dari Bahasa Arab yang terdiri dari dua kata Tazkiyah dan Nafs. Secara kebahasaan (etimologi) tazkiyah berarti mensucikan, menguatkan dan mengembangkan. Sedangkan nafs adalah diri atau jiwa seseorang. Dengan demikian istilah tazkiyatun Nafs memiliki makna mensucikan, menguatkan dan mengembangkan jiwa sesuai dengan potensi dasarnya (fitrah), yakni potensi iman, islam dan ihsan kepada Allah.

Dengan Tazkiyatun Nafs, seseorang dibawa kepada kualitas jiwa yang prima sebagai hamba Allah, sekaligus prima sebagai Khalifah Allah. Artinya dengan tazkiyatun nafs, seseorang mnjadi ahlul ibadah, yakni orang yang selalu taat beribadah kepada Allah dengan cara-cara yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya serta menjadi khalifah yakni kecerdasan dalam misi memimpin, mengelola dan memakmurkan bumi dan seisinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Allah untuk kerahmatan bagi semua makhluk.

"Dialah (Allah) yang mengutus untuk seluruh bangsa seorang Rasul dari antara mereka untuk membacakan ayat-ayat kepada mereka, mentazkiyah mereka, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah"
(Q.S. Al-Jum'ah:2)

Ayat diatas menunjukkan bahwa tazkiyatun nafs, merupakan salah satu missi semua nabidan rasul, khusus Rasulullah Muhammad SAW, di samping menyampaikan ajaran-ajaran Allah. Islam mengakui bahwa pada dasarnya manusia lahir dalam keadaan suci, yakni suci dari segala kotoran dan dosa. Yang ada pada bayi yang lahir itu adalah fitrah, yakni potensi beriman, berislam dan berikhsan kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya.

Oleh Karena pengaruh kedua orangtuanya, sera lingkungannya, seseorang menjadi Yahudi, Nasrani, dan Majusi, yang menyimpang dari Tauhid, menympang dari islam, iman dan ihsan. Pengaruh keluarga dan lingkungan yang tidak kondusif untuk Iman, Isalm dan Ihsan itu telah merusak fitrah seseorang, mengotori jiwa seseorang. Untuk itu, Rasulullah diutus untuk megambalikan manusia pada fitrah, dan untuk mensucikan kembali jiwa manusia dari segala jiwa yang mengotori jiwanya. Misi setiap Rasul Allah untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya dan mensucikan jiwa dari segala sesuatu yang mengotorinya itulah uang disebut Tazkiyatun Nafs.


Dengan makna sebagaimana diuraikan diatas, tazkiyatun nafstidak sekedar bermakna penyucian jiwa dan sembarang penyucian jiwa menurut kehendak setiap orang. Tetapi Tazkiyatun Nafs harus dilakukan sesuai dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh Agama Allah sebagaimana disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad SAW.

Mengapa demikian.? Karena Tazkiyatun Nafs adalah penyucian jiwa dalam rangka Taqarrub (Mendekatkan Diri) kepada Allah yang Maha Suci dengan niat Subbuh (Maha Suci dengan segala sifat Kesempurnaan-Nya) dan Quddus (Maha Suci dengan terhindarnya dari segala sifat Kekurangan-Nya). Maka cara-cara melakukan tazkiyah pun hanya memenuhi apa yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasulullah.

Tazkiyatun Nafs meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

  1. Tazkiyatun Din (Mensucikan Agama), yakni mensucikan jiwa dengan menegakkan aqidah shahihah (Aqidah yang benar), 
  2. Tazkiyatul Mal (Mensucikan Harta)
  3. Tazkiyatul 'Amal wal Akhlak
  4. Tazkiyatul Afkar


11:40 AM   Posted by My Science in with No comments
Read More
Ilustrasi

Artikel ini mencoba menelaah kisahtentang pemuda-pemuda yang dipuji dan diabaikan oleh Allah dalam AL-Qur'an, yang dapat menjadi rujukan bagi generasi muda sekarang maupun mendatang, karena heroisme (kepahlawanan) dalam mempertahankan keyakinan dan kebenaran hakiki.

Kisah Ashabul Kahfi (Penghuni-Penghuni Gua) merupakan sebuah kisah nyata (true-story) yang diceritakan Allah pada Rasulullah Muhammad dengan tujuan memberi gambaran (i'tibar) dan model percontohan (ushwah) adanya sekelompok pemuda yang memiliki keberanian luar biasa meninggalkan lingkungannya untuk berhijrah ke sebuah tempat (goa) yang lebih bersahabat demi sesuatu "Keyakinan dan Ketahidan".

"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,
dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk"
(Q.S. al-kahfi, 18: 13)

Peristiwa hijrah atau berpindahnya seseorang dari suatu tempat (yang kurang kondusif) ke tempat lain (ayng lebih kondusif) untuk suatu  tujuan mulia (keluhuran sebuah cita cita) merupakan sebuah keniscayaan,. Apalagi perpindahan tersebut disertai oleh niat yang tulus, bersih, dan benar maka Allah  akan memberi pertolongan, petunjuk, dan meneguhkan mereka dengan memberi  tempat yang terbaik (lokasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka).

Artinya sebagai seorang pemuda, tidak ada alasan untuk merasa takut dan khawatir saat mengalami peristiwa atau pengalaman yang tidak menyenangkan, karena sebuah konsekuensi dalam menegakkan kebeneran, kebaikan, dan keadilan. Satu hal yang pasti bahwa Allah akan memandu pemuda-pemuda yang berjuang untuk meninggikan dan menegakkan kebeseran namaNya.

Ilustrasi

Mengapa Ashabul Kahfi.?
Ilustrasi tentang kisah Ashabul Kahfi ditampilkan sebagai contoh (modeling) dengan tujuan menunjukkan urgensi dan peran strategis pemuda untuk kemajuan dan kemaslahatan suatu masyarakat (peradaban bangsa).


"Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebeneran"
(Q.S. al-kahfi, 18:14) 

Sosok pemuda dalam kajian psikologis memiliki arti penting, baik dari aspek tumbuh-kembang fisiologis yang dimiliki, maupun dari psikososial dan spiritual. Oleh Karena itu kajian kepemudaan tentang Ashabul Kahfi relevan dengan kondisi sosial masyarakat dewasa ini.

Secara fisiologis pemuda Al-Kahfi merupakan sekelompok individu yang memiliki kematangan dan kesehatan fisik yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan fisik saat melarikan diri atau meninggalkan tanah kelahiran mereka. Seseorang yang berniat melakukan perjalanan jauh umumnya mempersiapkan kondisi fisik yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, sebagai modalitas untuk menghadapi segala sesuati yang tidak diperhitungkan selama perjalanan.

Secara psikososial pemuda al-kahfi menunjukkan kualitas kepribadian yang tangguh dan resilien. Kepribadian Tangguh ditandai oleh (1) Kemampuan menghadapi dan menghargai kesedihan, kemalangan, dan ketidak beruntungan; (2) Memiliki keterampilan untuk berempati terhadap orang lain; (3) berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik; (4) kemampuan mengubah kemalangan menjadi keberuntungan; (5) memiliki keuletan, ketabahan, sense of humor perasaan gembira dan merdeka.
Kepribadian Resilien ditandai oleh adanya (1) Kompetensi sosial, seperti tanggungjawab, keluwesan, empati, perhatian, komunikasi, dan sense of humor; (2) kemapuan pemecahan masalah, seperti merencanakan, meminta bantuan, bersikap dan bertindak kritis, serta kreatif; (3) Kemandirian dan independensi, seperti memiliki identitas, keyakinan terhadap diri sendiri, dan penguasaan tugas.

Ketangguhan dan resiliensi merupakan karakteristik dari kepribadian unggul yang hanya dimiliki oleh pemuda-pemuda yang melatih diri (riyadhah) secara disiplin dengan pertolongan dan bimbingan Allah Taala. Perbedaan antara ketangguhan dan resiliensi terletak pada (1) sikap yang ditunjukkan dan (2) hasil yang diperoleh. Kemampuan bersikap tegar dan tabah dalam menghadapi peristiwa negatif merupakan sikap pada pribadi tangguh. Adapun kemampuan beradaptasi secara fleksibel dalam menghadapi kesulitan, atau krisis hidup merupakan sikap pada pribadi resilien.

Hasil dari kepribadian tangguh adalah adanya daya juang (etos kerja) dalam menyelesaikan tugas-tugas. Adapun kepribadian resilien akan menghasilkan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan (motivasi prestatif). Kesamaan antara kepribadian tangguh dan resilien terletak kemampuan untuk bangkit ( tidak mudah menyerah) saat mengalami kegagalan yang dialami.

12:05 AM   Posted by My Science in with No comments
Read More

Search