Wacana Keilmuan dan Keislaman
  • Civic Diary: Your IQ Is Not Everything

    Lewat bukunya Outliers, Malcolm Gladwell meneliti rahasia di balik orang-orang sukses. Menurut Gladwell, orang-orang berprestasi luar biasa alias outlier tidak muncul tiba-tiba. Modalnya juga bukan cuma IQ, bakat, ataupun kemampuan pribadi.
    Untuk menjadi outlier, mereka butuh dukungan lingkungan, mampu melihat dan memaksimalkan peluang, dan yang utama adalah kemauan untuk terus menempa diri.

  • Cerita Seorang Ibu yang Mengajari Arti Dari Sebuah Kesabaran Dan Kegigihan

    Di acara Watkins Annual Gathering, ia mempersembahkan penghargaan itu untuk kedua orangtuanya, “Saya senang menjadi penjual. Ayah saya dulunya juga seorang penjual; dan ibu saya mengajari kesabaran dan kegigihan. Dia takkan membiarkan saya menyerah.”

  • Pentingnya Ilmu Pengetahuan dalam Islam

    Manusia lahir ke dunia dilengkapi dengan seperangkat kemampuan internal, yakni rasa ingin tahu (curiousty) tentang sesuatu. Setelah sesuatu itu diperoleh, dengan akalnya manusia dapat memilah-milah sesuatu dengan jenis dari sesuatu itu.
    Dengan akal, manusia dapat melakukan observasi, penyelidikan, penelitian dan eksperimen untuk menemukan kebenaran, yang kemudian kebenaran ini terus dikembangkan menjadi teori.

Thursday, June 23, 2011



Wujud – wujud peradaban itu sendiri ada 5, beberapa diantaranya ada nilai, moral, norma, etika, dan estetika. Dari masing – masing wujud peradaban tersebut akan diulas secara jelas dalam pembahasan sebagai berikut ini:
  1. Nilai
         Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka.
Sifat – sifat nilai menurut bambang daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
    • Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah obyek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu.
    • Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita – cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen). Misalnya, nilai keadila. Semua orang berharap untuk mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
    • Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
Berdasarkan klasifikasi diatas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabannya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya mengatakan demikian. Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut:
  1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
  2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktvitas.
  3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi:
      • Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
      • Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsure perasaan (emotion) manusia.
      • Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsure kehendak (karsa will) manusia.
      • Nilai religious yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

2. Moral
          Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Contoh nilai adalah keindahan, keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, kearifan, keagungan, dan sebagainya. Dalam kehidupan ini banyak sekali nilai yang melingkupi kita. Nilai beraga dapat diklasifikasikan kedalam macam atau jenis-jenis nilai. Prof. Drs. Notonegoro, S.H. menyatakan nilai terdiri dari;
  1. Nilai materiil, yaitu sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
  2. Nilai vital, sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan.
        Dari beberapa pendapat di atas, istilah moral dapat dipersamakan dengan istilah etika, etik, akhlak, kesusilaan, dan budi pekerti. Dalam hubungannya dengan nilai, moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah nilai moral. Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik dan buruk. Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu;
    • Nilai logika, yaitu nilai tentang benar salah.
    • Nilai etika, yaitu nilai tentang baik buruk.
    • Nilai estetika, yaitu nilai tentang indah jelek.
           Nilai etik atau etika adalah nilai tentang baik buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia. Jadi, kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya buruk, tetapi menunjuk perilaku orang itu yang buruk. Nilai etika adalah nilai norma. Jadi, moral yang dimaksud adalah nilai moral sebagai bagian dari nilai.
3. Norma
    Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa factor, diantaranya adalah factor pendidikan, ekonomi dan lain-lain. 
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu;
    • Norma agama, Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya.
    • Norma kesusilaan, Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilaan.
    • Norma kesopanan, Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.
    • Norma kebiasaan (habit), Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
    • Norma hokum, Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (Negara). Sangsi norma hokum bersifat mengikat dan memaksa.
4. Etika
        Etika (etimologi), berasal dari bahasa yunani adalah “ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian system nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah akhlak (arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata yunani “ETHOS” yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli sebagai berkut;
  1. Drs, O.P. SIMORANGKIR, Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
  2. Drs. Sidi Gajalba, Dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentuka oleh akal.
  3. Drs. H. Burhanudin salam, Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Filsuf aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika, diantaranya adalah:
  1. Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
  2. Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk”suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya antara lain;
    • Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (the principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
    • Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (the rules of conduct, recognize in respect to a particular class of a human action)
    • Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (the science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Termasuk didalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika, yaitu:
  1. Etika Deskriptif, Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpan nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
  2. Etika Normatif, Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimilki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia. Jadi etika normative merupakan norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat
5. Estetika
     Estetika (sthetics å¿™ juga dieja atau estetika) adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat keindahan seni, rasa, penciptaan dan apresiasi terhadap keindahan. Sedangkan etimologi itu sendiri berasal dari bahasa yunani (aisthetikos, yang berarti “estetis, sensitive, makhluk”). Istilah estetika adalah disesuaikan dan diciptakan dengan makna baru dalam bentuk jerman sthetik (ejaan modern sthetik) oleh Alexander Baumgarten pada tahun 1735. 
      Kata estetika berasal dari kata yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnya munro mengatakan bahwa estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan. Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek, maupunh daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatnya.
4:24 PM   Posted by My Science in with 2 comments
Read More

Thursday, June 16, 2011


Pengertian Adab dan Peradaban

      Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. 
Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

  • Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. 
  • Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
  • Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
  • Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
  • Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor Pendidikan serta Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.

Wujud Peradaban Moral :

  1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
  2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
  3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
  4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

      Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and attainments of a particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale. Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized peoples, the determinative characteristic being intellectual, aesthetic technological, and spiritual attainments.

  • The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14)
    • Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris)
    • Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri)
    • Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.

Peradaban dan Perubahan Sosial

Tradisi merupakan adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar.
  • Moderenisasi
    • Profs Koentjaraningrat (1990:140-141) menyatakan modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang.
    • Anthony D Smith (1973:62) menyatakan modernisasi bukan semata-mata proses yang spontan dan tanpa perencanaan. ‘modernization then is a conscious set of plant and policies for changing a particular society in the direction of contemporary societies which the leaders think are more ‘advanced’ in certain respect’.
  • Masyarakat Madani
    • Dari penerjemahan kata ‘Civil society’ dikenal di Indonesia sebagai masyarakat sipil, masyarakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab (Wirutomo,2002).
   Penekanan konsep ini lebih kepada hubungan antara pemerintah dan rakyat, Negara dan masyarakat. Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut suatu ruang gerak masyarakat yang berada diluar Negara. Disinilah warga negara dapat terus menerus mengembangkan kemandirian diluar institusi Negara yang nantinya merupakan landasan bagi terwujudnya pranata politik formal.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan Negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga Negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.
Masyarakat Beradab Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab. Konsep masyarakat adab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.


Problematika Peradaban
        
     Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
Dampak Globalisasi Terhadap Peradaban Manusia Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak punya norma atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal masyarakat.
Selain itu juga terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian kita.
7:04 PM   Posted by My Science in with No comments
Read More

Manusia Sebagai Makhluk Individu

       Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.


Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.



Interaksi Sosial dan Sosialisasi


  • Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. 
Interaksi adalah proses di mana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. 
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. 
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut 
  • Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru. 
  • Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya. 
  • Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. 
  • Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
7:03 PM   Posted by My Science in with No comments
Read More

JALUR TRANSMISI DAN MODULASI DIGITAL

1.      TRANSMISI
Secara etimologis yang dimaksud transmisi adalah pengiriman; jaringan atau penyaluran. Sedangkan penyaluran dapat diartikan: proses; perbuatan; cara menyalurkan.
1.1       JALUR TRANSMISI
Jalur transmisi adalah bagaimana suatu alat dapat mengirimkan informasi dengan peralatan lainnya. Jalur transmisi ini terbagi atas tiga, yaitu: Unicast, Multicast, dan Broadcast.
a.      Unicast
Unicast adalah kontak informasi yang terjadi antar suatu alat dengan satu alat lainnya. Sebagai analogi,contohnya adalah penggunaan telepon. Ketika satu telepon menghubungi telepon lainnya, makayang dapat berkomunikasi adalah dua telepon tersebut.
b.      Multicast
Multicast adalah proses komunikasi yang terjadi antar satu alat dengan alat lainnya. Dimana masing-masing alat yang terhubung dapat berkomunikasi dengan alat yang menghubunginya. Contohnyaadalah server yang ada pada internet. Dimana server tersebut melayani beberapa komputer yangmenghubunginya, dan komputer yang dihubungi dapat memberikan respon balik kepada server itu tadi.
c.       Broadcast
Broadcast adalah proses pengiriman informasi dari satu alat ke alat-alat lainnya. Alat yang menerimainformasi tidak dapat (atau tidak perlu) memberikan respon balik terhadap sang pengirim tentanginformasi yang diterimanya. Contohnya adalah stasiun pemancar televisi atau pengiriman emailmelalui mailing list.
1.2       MEDIA TRANSMISI
1.      MEDIA TRANSMISI NIRKABEL

Jaringan nirkabel (wireless network) adalah bidang yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem komputer dan beberapa macam peralatan telekomunikasi tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dikenal sebagai jaringan telekomunikasi, dan banyak dipakai untuk jaringan komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit).
Ada 4 jenis media nirkabel diantaranya :
1.      Transmisi inframerah : mengirim sinyal data dengan gelombang sinar inframerah pada frekwensi sangat rendah (1 sampai 4 megabit per detik) sehingga bisa diterima dan diinterpretasikan oleh mata manusia. Siaran radio : mengirimkan data jarak jauh 2 megabit per detk- bisa melintasi kota , propinsi, atau negara.
2.      Radio Microwave : mentransmisikan suara dan data dengan kecepatan 45 mega per detik pada gelombang radio berfrekuensi sangat tinggi yang bergetas minimal 1 gigahertz
Gambar Microwafe
3.      Satelit komunikasi : adalah stasiun relay microwave yang mengorbit di sekitar bumi
Transmisi sinyal dari stasiun di permukaan bumi ke satelit dinamakan uplinking; arah sebaliknya dinamakan downlinking.
2.      MEDIA TRANSMISI KABEL
Secara umum, kabel transmisi yang digunakan dalam jaringan terdiri atas 3 macam, yakni kabel berpasangan Twisted-Pair Wire cable, Kabel koaksial, dan Kabel serat optic
Terbuat dari kawat tembaga yang tidak diberi isolasi
2.      Kabel Ulir (Twisted-Pair Wire)
Kabel pasangan terpilin biasa disebut kabel telepon, karena biasa dipakai untuk saluran pesawat telepon. Setiap dua kabel (disebut sepasang) saling dipilin dengan tujuan untuk mengurangi interferensi elektromagnetik terhadap kabel lain atau terhadap sumber eksternal.). Pada Twisted-Pair Wire (kabel ulir) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Terdiri dari 2 utas kawat tembaga yang dipilin mengelilingi satu sama lain.
2.      Relatif lambat, dgn kecepatan 1 - 128 megabit per detik.
3.      Tetapi, kabel yang dipilin tidak terlindung dari interferensi.
4.      Populer (harga lebih murah).
Macam kabel pasangan terpilin :
-          UTP (unshielded twisted pair)
-          STP (shielded twisted pair)
Gambar.  Twisted-Pair Wire (kabel ulir)

3.      Kabel koaksial ("co-ax")
Kabel koaksial mengandung penghantar yang terbuat dari tembaga pada bagian inti. Penghantar ini diselubungi dengan penyekat (isolator) serta diselubungi dengan ayaman kawat, selanjutnya ayaman kawat dibungkus dengan penyekat.
Kabel data yang menggunakan material tembaga dimana terdapat 2 bagian yaitu :
- Kabel inti ditengah
- Kabel serabut disisi samping dengan dipisahkan oleh suatu isolator

Gambar Kabel Coaxial
Kabel ini menggunakan konektor Bayonet Nut Connector (BNC)

4.      Kabel serat optik
Kabel serat optic ini berbeda dengan yang lain, karena kabel serat optic membawa isyarat data dalam bentuk berkas cahaya, kabel ini biasa digunakan pada LAN berkecepatan gigabite per detik. Perlu diketahui cahaya mempunyai kecepatan 300.000 km/detik dalam ruang hampa..Pada kabel serat optik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Terdiri dari lusinan/ratusan serat kaca atau plastik tipis yang mampu mentransmisikan getaran cahaya, bukan sinyal listrik.
2.      bisa mentransmisikan hingga 2 milyar getaran per detik (2gigabit)



Gambar. Kabel serat optic
1.3       GANGGUAN
Gangguan pada saluran telepon terutama juga digunakan untuk menyalurkan data ada 2 macam golongan besar :
Tidak dapat diramalkan terjadinya. Termasuk dalam jenis ini ialah :
a.       Derau panas (thermal noise)
b.      Derau impuls (impulse noise)
c.       Bicara silang (cross talk)
d.      Gema (echo)
e.       Perubahan phasa
f.       Derau termodulasi (intermodulation noise)
g.      Phase jitter
h.      Fading
Terjadinya dapat diramalkan dan diperhitungkan. Termasuk didalamnya :
a.         Redaman
Tegangan suatu sinyal berkurang ketika melalui saluran transmisi disebakan daya yang diserap oleh saluran transmisi. Redaman tergantung pada frekuensi sinyal, jenis media transmisi dan panjang saluran. Redaman tidak sama besarnya untuk semua frekuensi.
b.        Tundaan
Sinyal umumnya terdiri atas banyak frekuensi. Masing-masing frekuensi tidak berjalan dengan kecepatan yang sama hingga tiba di penerima pada waktu yang berlainan. Tundaan yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesalahan pada waktu transmisi data. Tidak merupakan gangguan yang serius bagi transmisi suara tetapi menyebabkan kesalahan pada transmisi data.

2.      Modulasi Digital
Modulasi adalah proses modifikasi sinyalcarrier terhadap sinyal input. Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain.
Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah terbatas simbol alternatif. Agar lebih jelas untuk modulasi digital dapat dilihat pada Gambar.
Gambar. Bentuk Sinyal Hasil Modulasi Digital
Tujuan Modulasi adalah:
1.      Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
2.      Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah, jika f / fc ~ 1 – 10 %
3.      Menekan derau atau interferensi
4.      Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio ( diterbitkan oleh ITU-T )
5.      Untuk multiplexing : proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.
Keuntungan utama yang diperoleh dalam teknik modulasi, pada sistem komunikasi adalah :
1.      Memungkinkan pengiriman sinyal lemah dengan membonceng gelombang pembawa yang berdaya tinggi (dapat diatur).
2.      Reduksi ukuran antena karena pengiriman sinyal dilakukan melalui gelombang pembawa yang memiliki frekuensi tinggi.
3.      Memungkinkan pengaturan dan alokasi daerah frekuensi terpisah bagi penyaluran sejumlah sinyal secara serempak melalui sebuah medium yang sama.
4.      Memungkinkan pergeseran frekuensi sinyal kepada daerah frekuensi yang lebih mudah diolah oleh peralatan tersedia.
6:44 PM   Posted by My Science with No comments
Read More

Search